Akuntansi Biaya


TUGAS MAKALAH
AKUNTANSI MANAJEMEN
SEMESTER VI




PROSES COST
VS
JOB ORDER COSTING






DISUSUN OLEH:

Rio Aldi Kusuma                   ( S1-0209 69 )
Saiful Bahri         ( S1-0209 061 )
Syaiful Bachri     ( S1-0209 073 )
Uci Sanusi           ( S1-0209 039 )
Tendi Rahmanto          ( S1-0209 057 )

STIE BINANIAGA
BOGOR – 2011
KATA PENGANTAR


            Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat rahmatnya kami dapat menyelesaikan tugas makalah akuntansi manajemen yang diberikan oleh dosen kami Bpk. Yulianwar SE,.MM. mengenai masalah proses cost versus job order costing.

            Semoga makalah yang kami buat ini bermanfaat bagi khalayak umum, dan khususnya bagi mahasiswa yang sedang menempuh nata kuliah akuntansi manajemen ini, semoga bermanfaat di masa depan.




                                                                                                Penyusun,


                                                                                                Kelompok V























i
 


BAB I
PEMBAHASAN

1.1 PROSES COST
     Akuntansi biaya adalah suatu bidang akuntansi yang diperuntukkan bagi proses pelacakan, pencatatan, dan analisa terhadap biaya-biaya yang berhubungan dengan aktivitas suatu organisasi untuk menghasilkan barang atau jasa. Biaya didefinisikan sebagai waktu dan sumber daya yang dibutuhkan dan menurut konvensi diukur dengan satuan mata uang. Penggunaan kata beban adalah pada saat biaya sudah habis terpakai.

1.2 OBJEK BIAYA

      Objek biaya (cost object) atau tujuan biaya (cost objective)[1] adalah sebagai suatu item atau aktivitas yang biayanya diakumulasi dan diukur. Berikut adalah aktivitas atau item-item yang dapat menjadi objek biaya:
1. Produk, Proses
2. Batch dari unit-unit sejenis , Departemen
3. Pesanan pelanggan, Divisi
4. Kontrak, Proyek
5. Lini produk, Tujuan strategis

1.3 PENDEKATAN AKUNTANSI BIAYA

      Ada tiga pendekatan yang biasa dilakukan untuk akuntansi biaya, yaitu biaya standar (standard costing), biaya berdasarkan kegiatan (activity-based costing), dan biaya berdasarkan hasil (throughput accounting).

1.4 REVOLUSI DALAM AKUNTANSI BIAYA

1
 
      Akuntansi biaya telah mengalami perubahan yang dramatis, dimana perkembangan sistem komputer hampir menghapuskan pembukuan secara manual. Akuntansi biaya kini telah menjadi kebutuhan nyata dalam semua organisasi termasuk bank, organisasi profesional, serta lembaga pemerintah.       Dewasa ini telah banyak perusahaan yang memasang metode pabrikasi produk, perdagangan produk, atau pemberian jasa dengan bantuan komputer. Adanya teknologi ini telah sangat memberikan dampak terhadap akuntansi biaya.
1.5 PENGAJARAN DALAM AKUNTANSI BIAYA
      Banyak bahan pelajaran yang diajarkan dalam akuntansi biaya, dimana kesemuanya selalu berkaitan dengan biaya-biaya yang mungkin timbul dalam proses produksi. Pembelajaran yang dilakukan dalam akuntansi biaya antara lain mengenai penentuan harga pokok produk: bersama dan sampingan, harga pokok proses, pembiayaan: biaya variabel dan biaya tetap, biaya overhead pabrik, departementalasi biaya overhead, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja: langsung dan tidak langsung, pengendalian biaya, serta analisis biaya pemasaran.

1.6 MANFAAT AKUNTANSI BIAYA

      Akuntansi biaya adalah salah satu cabang akuntansi yang merupakan alat bagi manajemen untuk memonitor dan merekam transaksi biaya secara sistematis, serta menyajikan informasi biaya dalam bentuk laporan biaya. Manfaat biaya adalah menyediakan salah satu informasi yang diperlukan oleh manajemen dalam mengelola perusahaannya, yaitu untuk perencanaan dan pengendalian laba; penentuan harga pokok produk dan jasa; serta bagi pengambilan keputusan oleh manajemen.

1.7 KETERBATASAN DALAM SISTEM AKUNTANSI BIAYA

2
 
      Dalam akuntansi biaya juga terdapat beberapa kekurangan yang menyertainya, terutama dalam sistem akuntansi biaya yang telah ketinggalan zaman. Gejala-gejala dari sistem biaya yang ketinggalan zaman diantaranya ialah hasil dari penawaran sulit dijelaskan, harga pesaing nampak lebih rendah sehingga kelihatan tidak masuk akal, produk-produk yang sulit diproduksi menunjukkan laba yang tinggi, manajer operasional berkeinginan menghentikan produk-produk yang kelihatan menguntungkan, marjin laba sulit dijelaskan, pelanggan tidak mengeluh atas biaya naiknya harga, departemen akuntansi menghabiskan banyak waktu hanya untuk memberi data biaya bagi proyek khusus, dan biaya produk berubah karena adanya perubahan peraturan pelaporan
1.8 JENIS-JENIS BIAYA DALAM AKUNTANSI
1.8.1 BIAYA BAHAN BAKU
      Di dalam memperoleh bahan baku, perusahaan tidak hanya mengeluarkan biaya sejumlah harga beli bahan baku saja, tetapi juga mengeluarkan biaya-biaya pembelian, pergudangan dan biaya-biaya perolehan lain.
      Transaksi pembelian lokal bahan baku melibatkan bagian-bagian produksi, gudang, pembelian, penerimaan barang dan akuntansi. Dokumen sumber dan dokumen pendukung yang dibuat dalam transaksi pembelian lokal bahan baku adalah surat permintaan pembelian, surat order pembelian, laporan penerimaan barang dan faktur dari penjual.
1.8.2 BIAYA TENAGA KERJA
      Biaya yang diperhitungkan dalam harga pokok bahan baku yang dibeli
Menurut prinsip akuntansi yang lazim semua biaya yang terjadi untuk memperoleh bahan baku dan untuk menempatkannya dalam keadaan siap untuk diolah, merupakan unsur harga pokok bahan baku yang dibeli. Harga pokok bahan baku terdiri dari harga beli ( harga yang tercantum dalam faktur pembelian ) ditambah dengan biaya-biaya pembelian dan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menyiapkan bahan baku tersebut dalam keadaan siap untuk diolah.
4
 
      Biaya Unit Organisasi Yang Terkait Dalam Perolehan Bahan Baku
Dalam pembelian bahan baku, unit orgsnisasi yang terkait dalam pembelian baha baku adalah bagian pembelian, bagian penerimaan, bagian gudang dan bagian akuntansi persediaan. Dengan demikian akan timbul kesulitan dalam memperhitungkan biaya pembelian sesungguhnya yang harus dibebankan kepada harga pokok bahan baku yang dibeli.
      Penentuan Harga Pokok Bahan Baku yang dipakai DalamProduksi
Dalam persediaan bahan baku yang ada di gudang mempunyai harga pokok per satuan yang berbeda-beda, meskipun jenisnya sama hal ini dapat menimbulkan masalah dalam praktik akuntansi, untuk mengatasi masalah ini diperlukan berbagai macam metode yang diantaranya:

metode identifikasi khusus
metode masuk pertama keluar pertama
metode masuk terakhir keluar pertama
metode rata-rata bergerak
metode biaya standar
metode rata-rata harga pokok bahan baku pada akhir bulan.
      Masalah-masalah Khusus yang Berhubungan dengan Bahan Baku
Masalah-masalah yang terjadi dalam proses produksi dalam perusahaan sering terjadi yang diantaranya adalah terjadi sisa bahan, produk cacat dan produk rusak. Yang mana penjelasan masalah-masalah tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:
sisa bahan
produk rusak
produk cacat

Terdiri dari biaya tenaga kerja langsung dan biaya tenaga kerja tidak langsung.
1.8.3 Biaya tenaga kerja langsung
      Biaya tenaga kerja langsung adalah seluruh biaya yang digunakan untuk membayar upah pekerja langsung yaitu pekerja yang secara langsung membuat produk. Sepertihalnya biaya, biaya tenaga kerja memiliki saldo normal debet. Padaakhir periode akuntansi biaya tenaga kerja langsung ditutup dengan jurnal penutup, dan nilainya dipindahkan ke ikhtisar produksi.


5
 


Contoh
Tangal 1 Desember 2009 dibayar biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp 2.000.000, maka pada tanggal 1 desember dijurnal :


Sedangkan pada akhir periode akan ditutup dengan jurnal sebagai berikut :

1.8.4 Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung
1.9 BIAYA OVERHEAD PABRIK
      Biaya overhead pabrik adalah semua biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu (1) biaya overhead pabrik variabel, (2) biaya overhead pabrik tetap, dan (3) biaya overhead pabrik campuran. Biaya overhead pabrik variabel adalah biaya overhead pabrik yang jumlah totalnya akan berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Contoh biaya overhead pabrik variabel adalah biaya bahan penolong. Biaya overhead pabrik tetap adalah biaya overhead pabrik yang jumlah totalnya (dalam kisaran tertentu) tidak berubah walaupun terjadi perubahan volume kegiatan. Contoh biaya overhead pabrik tetap adalah pajak bumi dan bangunan, biaya penyusutan aktiva tetap, dan biaya sewa gedung pabrik. Biaya overhead pabrik campuran dapat dibedakan menjadi biaya overhead pabrik semivariabel, misalnya biaya listrik pabrik dan biaya telepon pabrik, dan biaya overhead pabrik bertahap, misalnya gaji supervisor dan gaji inspektur




6
 


1.9.1 Perbedaan Biaya Overhead Pabrik Normal dengan Sesungguhnya
      Biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk dapat berupa biaya overhead pabrik sesungguhnya atau biaya overhead pabrik yang ditentukan di muka. Jika biaya overhead pabrik dibebankan sebesar biaya sesungguhnya maka harga pokok produk baru dapat ditentukan setelah semua biaya overhead pabrik sesungguhnya telah terkumpul. Padahal penentuan harga pokok produk diperlukan pada saat barang selesai diproses. Untuk itu, perlu ditetapkan biaya overhead pabrik yang ditentukan di muka atas dasar kapasitas normal.

1.9.2 Penaksiran Tingkat Produksi
      Biaya overhead pabrik yang ditentukan di muka dihitung dengan penyebut/pembagi kapasitas produksi. Tingkat kapasitas produksi yang dapat digunakan sebagai penyebut adalah (1) kapasitas produksi teoritis atau ideal, (2) kapasitas produksi praktis atau realistis, (3) kapasitas produksi normal atau jangka panjang, dan (4) kapasitas produksi yang diharapkan atau jangka pendek.
Kapasitas produksi teoritis atau ideal adalah kapasitas produksi maksimum yang dapat diproduksi oleh perusahaan tanpa hambatan intern maupun hambatan ekstern. Hambatan intern misalnya setup time, reparasi dan pemeliharaan mesin, libur nasional, dan libur mingguan. Hambatan ekstern misalnya kekosongan pesanan penjualan. Pada tingkat kapasitas ini, pabrik dianggap bekerja 24 jam sehari, 7 hari seminggu, 52 minggu setahun tanpa henti sehingga tercapai kapasitas produksi 100%.

      Kapasitas produksi praktis atau realistis adalah kapasitas kapasitas produksi maksimum yang dapat dicapai oleh perusahaan dengan mempertimbangkan hambatan intern. Pada kapasitas ini dianggap hambatan-hambatan ekstern tidak ada.
7
 
      Kapasitas produksi normal atau jangka panjang adalah kapasitas produksi yang didasarkan pada kapasitas produksi praktis dengan mempertimbangkan permintaan terhadap produk. Pada kapasitas ini sudah dipertimbangkan baik hambatan intern maupun hambatan ekstern jangka panjang umumnya dalam jangka waktu 5 tahun.
     Kapasitas produksi yang diharapkan atau jangka pendek adalah kapasitas produksi yang didasarkan atas taksiran produksi periode yang akan datang. Dalam satu periode, kapasitas produksi yang diharapkan dapat lebih besar, sama, atau lebih kecil dari pada kapasitas produksi normal. Dalam jangka panjang, total kapasitas produksi yang diharapkan harus sama dengan total kapasitas produksi normal.

1.9.3 Penaksiran Biaya Overhead Pabrik
      Dalam menaksir biaya overhead pabrik, harus ditaksir total biaya overhead pabrik selama periode tertentu. Taksiran total biaya overhead pabrik ini biasanya ditetapkan pada tingkat kapasitas produksi normal. Taksiran total biaya overhead pabrik dirinci ke dalam biaya overhead pabrik variabel dan biaya overhead pabrik tetap.

1.10 JOB ORDER COSTING
(BEBAN POKOK PRODUKSI PESANAN)

      Job order costing (beban pokok produksi pesanan) :  menerangkan bagaimana biaya pabrikasi dapatdikendalikan dan dilaporkan dengan penggunaan sistem akuntansi biaya job order,sebuah sistem yang menggunakan metode perpetual untuk akuntansi persediaan.Dalam mempelajari sistem akuntansi biaya menurut job order, saudara perhatikanpada ketiga pertanyaan di bawah ini.1. Apakah perbedaan pabrikasi yang meliputi produksi masal dan produksi yangdilakukan berdasarkan pesanan tersendiri?2. Apakah struktur suatu sistem akuntansi biaya?3. Ayat jurnal harian dan pencatatan apa yang tersangkut dalam suatu sistemakuntansi biaya berdasarkan pesanan/ job order?

      Penentuan Biaya Berdasarkan Pesanan danPenentuan Biaya Berdasarkan Proses
8
 
Apakah perbedaan antara pabrikasi yang meliputi produksi masal denganproduksi yang dilakukan berdasarkan pesanan tertentu?Saudara telah mempelajari akuntansi pabrikasi di mana digunakan pelaporanpersediaan secara periodik.      Menurut sistem tersebut, pada akhir suatu jangka waktuoperasi, penghitungan persediaan secara sik harus dilakukan atas bahan baku,persediaan dalam proses, dan persediaan barang jadi. Kemudian, juga pada akhir periode, dibuat kalkulasi biaya barang yang dihasilkan (laporan beban pokok produksi).Berikutnya, harga pokok barang yang dijual dihitung untuk pembuatan ikhtisar LabaRugi. Metode periodik ini mempunyai satu kelemahan utama. Kelemahan tersebutadalah bahwa biaya pabrikasi tidak dapat dilaporkan dengan mudah selama jangkawaktu operasi. Biaya ditentukan secara periodik (pada akhir periode), tidak dilakukanterus menerus, yang mungkin diperlukan untuk pengendalian sehari-hari.Sistem perpetual untuk mengendalikan biaya pabrikasi lebih banyak dipakaidaripada metode periodik karena pengendalian biaya sehari-hari dapat dilakukandengan sistem perpetual. Ada dua sistem akuntansi biaya perpetual, yaitu sistemakuntansi job order dan sistem akuntansi biaya berdasarkan proses.

      Sistem job order dirancang untuk mengawasi biaya perusahaan dalammenghasilkan atau mengerjakan masing-masing pekerjaan/ pesanan. Misalnya,sebuah cetakan berdasarkan pesanan mungkin akan menggunakan sistem akuntansibiaya berdasarkan pesanan pekerjaan. Sebuah cetakan berdasarkan pesananmungkin akan menggunakan sistem akuntansi biaya berdasarkan pesanan pekerjaan.Sebuah perusahaan yang membuat perahu pesiar berdasarkan pesanan juga akanmenggunakan sistem akuntansi biaya berdasarkan pesanan pekerjaan. Dalamsistem seperti itu catatan biaya tertentu dibuat untuk masing-masing pekerjaan.Catatan tersebut dengan demikian mengumpulkan informasi mengenai biaya bahanbaku, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik untuk setiap pekerjaan.

9
 
      Harga jualpesanan dapat dibandingkan dengan total biaya pesanan tersebut; dan ketiga unsur biaya pesanan tersebut (bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik)dapat dianalisa untuk keperluan pengawasan dan dapat dipergunakan sebagai dasar untuk menentukan harga pekerjaan yang sama dimasa datang.Sistem akuntansi biaya berdasarkan proses dirancang untuk mengawasi biayabagi perusahaan yang menghasilkan barang secara massal. Misalnya, industripengolahan makanan dapat menghasilkan ribuah kaleng makanan dalam sehari.Tekanan pengawasan dalam pabrik ini bukanlah pada unit atau pekerjaan satu per satu (kaleng makanan) tapi tekanan diarahkan pada pengawasan proses operasidalam pabrik. Sebuah pabrik yang menghasilkan komponen mobil secara massal,sebagai contoh, dapat dibagi menjadi empat departemen: departemen pemotongan,departemen trimming, departemen perakitan, dan departemen pengecatan. Dalamsuatu sistem akuntansi biaya berdasarkan proses, catatan biaya dibuat menurutdepartemen (dan bukannya menurut masing-masing pesanan). Ketiga unsur biaya(bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik) dapat dianalisa dandikendalikan untuk setiap departemen.

      Apakah perbedaan antara pabrikasi yang meliputi produksi masal dengan produksi yang dilakukan berdasarkan pesanan tertentu? Saudara telah mempelajari akuntansi pabrikasi di mana digunakan pelaporan persediaan secara periodik. Menurut sistem tersebut, pada akhir suatu jangka waktu operasi, penghitungan persediaan secara fisik harus dilakukan atas bahan baku, persediaan dalam proses, dan persediaan barang jadi. Kemudian, juga pada akhir periode, dibuat kalkulasi biaya barang yang dihasilkan (laporan beban pokok produksi). Berikutnya, harga pokok barang yang dijual dihitung untuk pembuatan ikhtisar Laba Rugi. Metode periodik ini mempunyai satu kelemahan utama. Kelemahan tersebut adalah bahwa biaya pabrikasi tidak dapat dilaporkan dengan mudah selama jangka waktu operasi. Biaya ditentukan secara periodik (pada akhir periode), tidak dilakukan terus menerus, yang mungkin diperlukan untuk pengendalian sehari-hari.

      Sistem perpetual untuk mengendalikan biaya pabrikasi lebih banyak dipakai daripada metode periodik karena pengendalian biaya sehari-hari dapat dilakukan dengan sistem perpetual. Ada dua sistem akuntansi biaya perpetual, yaitu sistem akuntansi job order dan sistem akuntansi biaya berdasarkan proses.

10
 
      Sistem job order dirancang untuk mengawasi biaya perusahaan dalam menghasilkan atau mengerjakan masing-masing pekerjaan/pesanan. Misalnya, sebuah cetakan berdasarkan pesanan mungkin akan menggunakan sistem akuntansi biaya berdasarkan pesanan pekerjaan. Sebuah cetakan berdasarkan pesanan mungkin akan menggunakan sistem akuntansi biaya berdasarkan pesanan pekerjaan. Sebuah perusahaan yang membuat perahu pesiar berdasarkan pesanan juga akan menggunakan sistem akuntansi biaya berdasarkan pesanan pekerjaan. Dalam sistem seperti itu catatan biaya tertentu dibuat untuk masing-masing pekerjaan. Catatan tersebut dengan demikian mengumpulkan informasi mengenai biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik untuk setiap pekerjaan. Harga jual pesanan dapat dibandingkan dengan total biaya pesanan tersebut; dan ketiga unsur biaya pesanan tersebut (bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik) dapat dianalisa untuk keperluan pengawasan dan dapat dipergunakan sebagai dasar untuk menentukan harga pekerjaan yang sama dimasa datang.

      Sistem akuntansi biaya berdasarkan proses dirancang untuk mengawasi biaya bagi perusahaan yang menghasilkan barang secara massal. Misalnya, industri pengolahan makanan dapat menghasilkan ribuah kaleng makanan dalam sehari. Tekanan pengawasan dalam pabrik ini bukanlah pada unit atau pekerjaan satu per satu (kaleng makanan) tapi tekanan diarahkan pada pengawasan proses operasi dalam pabrik. Sebuah pabrik yang menghasilkan komponen mobil secara massal, sebagai contoh, dapat dibagi menjadi empat departemen: departemen pemotongan, departemen trimming, departemen perakitan, dan departemen pengecatan. Dalam suatu sistem akuntansi biaya berdasarkan proses, catatan biaya dibuat menurut departemen (dan bukannya menurut masing-masing pesanan). Ketiga unsur biaya (bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik) dapat dianalisa dan dikendalikan untuk setiap departemen. Perbedaan secara umum, karakteristik Penentuan harga pokok pesanan dan proses, masing-masing metode tersebut dapat ditunjukkan sebagai berikut:
Metode Kalkulasi Harga Pokok


11
 
 


Ilustrasi Sistem Akuntansi Biaya Perpetual
      Apakah struktur suatu sistem akuntansi biaya? Apakah perusahaan menggunakan sistem akunansi biaya menurut pesanan atau sistem akuntansi biaya berdasarkan proses, prosedur atau sistem akuntansi biaya berdasarkan proses, prosedur dasar tertentu untuk pengumpulan biaya adalah sama dalam kedua sistem tersebut. Ilustrasi JO-1 pada halaman berikut menunjukkan suatu sistem akuntansi biaya yang menggunakan persediaan perpetual. Perhatikan hubungan dari ketiga persediaan perpetual (bahan baku dan penolong, barang dalam proses, dan barang jadi) dan perkiraan lain yang tersangkut dalam sistem dasar ini. Pelajarilah dengan cermat diagram ini dan lihatlah kembali diagram ini pada saat saudara membaca sisa bagian ini.''



12
 
 

'Transaksi Perusahaan dan Pencatatannya'
      Ayat jurnal harian dan pencatatan apa yang tersangkut dalam suatu sistem akuntansi biaya berdasarkan pesanan/job order? Bagian ini menerangkan secara terinci berbagai akuntansi biaya berdasarkan pesanan. Dengan menggunakan berbagai contoh, kita akan membahas ayat jurnal harian dan pembukuan yang terdapat dalam sistem ini.''
     A'kuntansi untuk bahan baku. Buku besar sebuah perusahaan manufaktur mencakup sebuah perkiraan persediaan yang dinamakan persediaan bahan baku dan penolong (perhatikanlah Ilustrasi JO-1). Perkiraan asset lancar ini biasanya mempunyai saldo debit pada awal dan akhir setiap masa pembukuan. Kalau sebuah perusahaan menggunakan berbagai jenis bahan aku dan penolong, sejumlah buku pembantu dapat dibuatu memberikan rincian perkiraan buku besar. Buku pembantu seperti itu biasanya dinamakan buku pembantu bahan baku atau buku gudang. Contoh buku gudang yang umum terdapat pada Ilustrasi JO-2.
      Sebagai buku pembantu, buku gudang dapat dipakai untuk beberapa tujuan. Pertama, kartu tersebut berisi catatan kuantitas setiap bahan baku yang masih ada dalam pesediaan. Kedua, kalau kartu tersebut menunjukkan bahwa pesediaan telah mencapai suatu tingkat tertentu (titik pemesanan kembali), suatu pesanan dapat dilakukan untuk mengisi persediaan. Dan ketiga, buku gudang ini memberikan bukti tertulis bahwa semua bahan baku yang dibeli benar-benar dipergunakan dalam produksi.









13
 
 

BAB II
PENUTUP
2.1 KESIMPULAN
      Mempelajari job order costing (beban pokok produksi pesanan) dan proses biaya sangatlah penting untuk acuan bagi mahasiswa ekonomi mengetahui cara-cara penghitungan biaya-biaya pabrik dan untuk meramalkan masa depan yang akan dihadapi oleh perusahaan, digunakan untuk data perusahaan di kemudian hari untuk pengambilan keputusan yang akan semakin membawa perusahaan ke arah kesuksesan.

2.2 SARAN
      Makalah mengenai proses cost dan job order costing ada baiknya dipelajari dari berbagai sumber buku lain untuk semakin menambah ilmu.














Tidak ada komentar:

Posting Komentar