Perilaku Organisasi


TUGAS MATA KULIAH PERILAKU ORGANINASI

Kultur Organisasi

SEMESTER VI




DISUSUN OLEH:
Syaeful Bachri        ( S1-0209 073 )
Duduh Sa’duloh  (S1-0209 044)


STIE BINANIAGA
BOGOR – 2011





KATA PENGANTAR


                Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat rahmatnya kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah perilaku organisasi  bab Kultur organisai.
                Semoga makalah yang kami buat ini bermanfaat bagi khalayak umum, dan khususnya bagi mahasiswa yang sedang menempuh nata kuliah akuntansi manajemen ini, semoga bermanfaat di masa depan.




                                                                                                                                Penyusun,


                                                                                                                                Kelompok 11




I.                Kultur Organisasi

I.1     Arti Kultur Organisasi
Kultur organisasi adalah sebuah sistem makna bersama yang di anut oleh para anggota yang membedakan suatu organisasi dari organisasi lainnya.
Kultur adalah sebuah istilah deskriptif dan berbeda dengan konsep kepuasan kerja karena kepuasan kerja berusaha mengkur respon efektif terhadap lingkungan kerja. kepuasan kerja berhubungan dengan bagaimana karyawan merasakan ekspektasi organisasi, praktik – praktik imbalan dan sebagainya dengan kata lain kepuasan kerja bersifat evaluatif.
Kultur organisasi mewakili sebuah persepsi yang sama dari para anggota organisasi oleh karena itu bahwa individu – individu yang  berbeda atau berada pada tingkatan yang sama dalam organisasi akan memahami kultur organisasi dengan pengertian yang serupa.
            Namun , pengakuan bahwa kultur organisasi memiliki pengertian yang sama tidak berarti bahwa tidak dimungkinkan adanya sub kultur di dalam kultur tertentu. diantaranya:
Ø     Kultur Dominan      : Kultur yang mengungkapkan nilai- nilai inti yang di hayati   bersama  oleh mayoritas anggota organisasi.
Ø     Sub Kultur               : Kultur di dalam sebuah organisasi, biasanya di definisikan berdasarkan department dan factor geografis.
Ø     Nilai Nilai Inti        : Nilai-nilai utama atau dominan yang di terima di seluruh organisasi.

I.2        Definisi Kultur Organisasi
            Kultur Organisasi mengacu pada sebuah sistem makna bersama yang di anut oleh para anggota yang membedakan organisasi tersebut dengan organisasi lainnya.  ada tujuh karakterisktik utama yang secara kesuluruhan merupakan hakikat kultuf sebuah organisasi.
1.      Inovasi dan keberanian mengambil resiko. Sejauh mana karyawan didorong untuk bersikap inovatif dan berani mengambil resiko.

2.      perhatikan pada Hal- hal rinci. Sejauh mana karyawan diharapkan menjalankan presisi, analisis, dan perhatikan pada hal-hal detail.


3.      Orientasi Hasil. Sejauh mana manjemen berfokus lebih pada hasil ketimbang oada teknik dan proses yang di gunakan untuk mencapai hasil tersebut

4.      Orientasi Orang, Sejauh mana keputusan – keputusan manajemen memepertimbangkan efek dari hasil tersebut atas orang yang ada dalam organisasi.


5.      Organisasi Tim, Sejauh mana kegiatan – kegiatan kerja di organisasikan pada tim ketimbang pada individu – individu.

6.      Keagresifan , Sejauh mana orang bersifat agresif dan kompetitife ketimbang santai.


7.      Stabilitas, Sejauh mana kegiatan – kegiatan organisasin menekankan di pertahankannya status quo dalam perbandingannya dengan pertumbuhan.






I.3        Fungsi – Fungsi kultur
           
            Kultur memiliki sejumlah fungsi dalam sebuah organisasi:
1.      Hal ini berperan sebagai penentu batas – batas artinya kultur menciptakan perbedaan antara suatu organisasi dengan organisasi lainnya.
2.      Memuat rasa identitas anggota organisasi
3.      Kultur memfalitisasi lahirnya komitmen terhadap sesuatu yang lebih besar dari pada kepentingan individu.
4.      Kultur meningkatakan stabilitas social.
5.      Kultur adalah perekat social yang membantu menyatukan organisasi dengan cara yang menyediakan standar mengenai apa yang sebaiknya dikatakan dan dilakukan karyawan,
6.      Kultur bertindak sebagai mekanisme serta kendali yang menuntun dan membentuk sikap dan perilaku karyawan.







II.             Menciptakan dan Mempertahankan Kultur

II.1      Asal Muasal dan Bagaimana Kultur Organisasi Terbangun

Kebiasaan, tradisi dan tata cara umum dalam melakukan segala sesuatu yang ada di sebuah organisasi saat ini terutama merupakam hasil atau akibat dari yang telah di lakukan sebelumnya dan seberapa besar kesuksesan yang telah diraihnya pada masa lalu.Sumber tertinggi kultur sebuah organisasi yakni dari para pendirinya.
Secara tradisional, pendiri organisasi memiliki pengaruh besar terhadap kultur awal organisasi tersebut. mereka memiliki Visi tentang akan menjadi apa nantinya organisasi tersebut. proses penciptaan kultur terjadi dalam 3(tiga) cara:
1.      Pendiri hanya merekrut dan mempertahankan karyawan yang sepikiran dan seperasaan dengan mereka.
2.      mereka melakukan indokrinasi dan menyosialisasikan cara pikir dan berperilaku mereka kepada karyawan.
3.      Perilaku pendiri sendiri bertindak sebagai model peran yang mendorong karyawan untuk mengidentifikasi diri dan dengan demikian menginternalsasi keyakinan, nilai, dan asumsi pendiri tersebut.
Apabila Organisasi mencapai kesuksesan, Visi pendiri lalu di pandang sebagai factor penentu utama keberhasilan itu. di titik ini seluruh kepribadian para pendiri jadi melekat dalam kultur organisasi.

II.4      Mempertahankan Hidup suatu kultur
 suatu kultur sudah terbentuk, dibutuhkan praktik yang berfungsi memelihara dan memperthankannya dengan cara membuat karyawan memiliki pengalaman yang sama, Ada 3(tiga) hal yang memainkan peran sangat penting dalam mempertahankan sebuah kultur :
1.      Seleksi : yaitu mengidentifikasi dan merekrut individu – individu yang memiiki pengetahuan, keterampilan dan kemampuan untuk berhasil dalam mejalankan pekerjaan di dalam organisasi.
2.      Manjemen puncak : Tindakan manajemen puncak juga memiliki dampak besar terhadap kultur organisai, melalui apa yang mereka katakana dan bagaimana mereka berperilaku.
3.      Sosialisasi    : dalam organisasi harus membantu para karyawan baru untuk beradaptasi.
                                                                                              

II.3      Bagaimana Kutur Terbangun
            Kultur asli brasal dari filosofi pendirinya.filosofi ini, pada gilirannya berpengaruh kuat terhadap kriteria yang di gunakan dalam perekrutan. Tindakan- tindakan yang di ambil manajemen puncak membangun suasana umum terkait perilaku apa yang dapat di terima dan yang tidak dalam organinasai.




II    Menciptakan Kultur Organisasi yang Etis
            Menciptakan kutur organisasi yang mempunyai kemungkinan paling besar untuk membentuk standar etika tinggi adalah kultur yang tinggi toleransinya terhadap resiko yang paling tinggi, rendah sampai sedang dalam hal keagresifan, dan focus pada sarana selain juga hasil. dalam kultur semacam ini dilarang mengambil resiko dan berani berinovasi, dilarang terlibat dari persaingan yang tak terkendalai dan akan memberikan perhatian pada bagaiman tujuan di capai dan juga pada tujuan apa yang di capai.
            Kultur organisasi yang kuat akan lebih mempengaruhi karyawan dari pada kultur yang lemah, jika kulturnya yang kuat mak akan mendorong standar etika yang tinggi, dan pasti akan berpengaruh positif tehadap perilaku karyawan.
            Gabungan dari praktik – praktik untuk menciptakan kultur yang lebih etis:
1.      Jadilah model peran yang visible : Perilaku manjemen puncak akan menjadi standar untuk menentukan perilaku yang semestinya mereka ambil, Ketika karyawan senior dianggap mengambil peran jalan yang etis , hal ini akan member pesan positif bagi semua karyawan.
2.      Komunikasi harapan – harapan yang etis : Kode etik yang menyatakan nila- nilai utama organisasi dan berbagai aturan etis yang di harapakan akan di patuhi para karyawan.
3.      Memberikan pelatihan etis : Gunakan sesi – sesi pelatihan baik dalam seminar, lokakarya,dan program – program pelatihan yang etis. untuk memperkuat standar tuntutan organisasi menjelaskan yang di perbolehkan dan yang tidak, dan menangani dilema etika yang mungkin muncul.
4.      Memberikan penghargaan atas tindakan etis dan memberikan hukuman terhadap tindakan yang tidak etis.
5.      Memberikan mekanisme perlindungan, organisasi perlu memiliki mekasnisme formal sehingga karyawan dapat mendiskusikan dilema – dilema etika dan melaporkan perilaku tidak etis tanpa takut.





IV    Spiritualisasi dan Kultur Organisasi
            Spiritualisasi di tempat kerja sama sekali tidak terkait dengan praktik – praktik religious yang terorganisasi, bukan tentang tuhan atau ideologi. spiritual di tempat kerja menyadari bahwa manusia memiliki kehidupan batin yang tumbuh oleh pekerja yang bermakna berlangsung dalam kontek kumunitas.Organisasi – organiasi yang mendukung kutur spiritual mengakui bahwa manusia memiliki pikiran dan jiwa, berusaha mencari makna dan tujuan dalam pekerjaan mereka, dan hasrat untuk berhubungan dengan orang lain, serta menjadi bagian dari sebuah komunitas.
            Konsep spiritual di tempat kerja mendasarkan pembahasannya pada topik –topik seperti nilai, etika, motivasi, kepemimpinan, dan keseimbangan kerja / kehidupan. Lima karakteristik kultur yang cenderung ada dalam organisiasi spiritual
1.      Kesadaran akan tujuan yang kuat, Organisasi spiritual mendasarkan kultur pada suatu tujuan yang bermakna. Meskipun penting laba bukanlah nilai utama organisasi, orang dapat terilhami oleh tujuan yang mereka yakini penting dan bermakna.
2.      Fokus terhadap pengembangan individual, Organisasi tidak hanya menyediakan pekerjaan tetapi menciptakan kultur di mana karyawan dapat terus belajar dan tumbuh.
3.      Kepercayaan dan respek, Organisasi spiritual di cirikan oleh tumbuhnya sikap saling percaya , jujur dan , terbuka.
4.      Praktik kerja yang manusiawi, meliputi jadwal kerja yang fleksibel, imbalan berbasis kelompok dan organisasi, jaminan hak- hak pekerja, pemberdayaan karyawan dan keamanan kerja.
5.      Toleransi bagi ekspresi karyawan, Tidak menekan sisi emosional karyawan, memberi ruang bagi karyawan untuk menjadi diri mereka sendiri untuk mengutarakan suasana hati dan perasaan mereka.






Kesimpulan

Kultur adalah sebuah istilah deskriptif dan berbeda dengan konsep kepuasan kerja karena kepuasan kerja berusaha mengkur respon efektif terhadap lingkungan kerja. Kultur organisasi mewakili sebuah persepsi yang sama dari para anggota organisasi oleh karena itu bahwa individu – individu yang  berbeda atau berada pada tingkatan yang sama dalam organisasi akan memahami kultur organisasi dengan pengertian yang serupa.
Secara tradisional, pendiri organisasi memiliki pengaruh besar terhadap kultur awal organisasi tersebut. mereka memiliki Visi tentang akan menjadi apa nantinya organisasi tersebut. Kultur organisasi yang kuat akan lebih mempengaruhi karyawan dari pada kultur yang lemah, jika kulturnya yang kuat mak akan mendorong standar etika yang tinggi, dan pasti akan berpengaruh positif tehadap perilaku karyawan.

Untuk Dowload Powerpointnya Klik Link di bawah ini:
Kultur Organisasi PPT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar